Friday, April 29, 2011

136. Aku Sekarang

Tenang seperti malam
diam daripada sepi
dalam suasananya

Seperti angin dara bertiup
nyaman dan mendambakan
tenteram ketikanya

Seputih, awan dilangit biru
semerbak, bunga mewangi
itulah yang kurasa diketika ini

Tiada duka berlingkar sepi
saat yang bermain difikiran

Tiada kata mengatur keji
dalam bicara hati

22.01.2002

Thursday, April 28, 2011

135. Persahabatan

Selagi ada waktu
selagi ada penentu
selama itu kita bertemu
selama itu kita bersatu
Sekiranya waktu hilang
sekiranya telah ditentukan
sedetik itu, detik gemilang
sedetik kesah ada kenangan
Kawan umpama angin
adakalanya datang dengan ribut
meninggalkan bencana
adakalanya datang menyapa
melagu hati jiwa
Sudah begitu angin bersifat
datang dan pergi begitu saja
menyentuh rasa dijiwa perasaan

24.11.2000

Tuesday, April 26, 2011

134. Bilakan Adanya Rindu

Pergi tak ditangisi
pulang tak diundang
bagai tersisih . . . terpinggir jauh

Luka tak mungkin sembuh
parut berpanjangan
tak pernah reda marah
pada nasib yang menimpa
"suatu yang bukan
menajadi ia, suatu yang
belum menjadi nyata"

Terasa bukan sekali
bukan berakhir
dan entah bila nanti
kembali sediakala
menerima keadaan sepertinya

Dalam masa sebagai menentu
. . .
entah bilakan adanya rindu

Bagai hilang dipandangan
hilang diingatan
dan bila rindukan ada lagi
untuk pertemuan kesekian kali
sama seperti dulu . .

18.04.2002
suatu ingatan buat saudara yang jauh

133. Apabila Musnahnya Perisai

Apabila tembok berlindung, runtuh
apabila dahan bergantung, patah
apabila tali berpaut, putus
apabila musnah perisai
Maruah tergadai
generasi hilang
dalam nafsu khayalan syaitan

Diri, tiada lagi harga
tinggalan pahit kenangan
parut kehidupan
apabila perisai musnah
semua jadi punah

Tiada impian, terhapus harapan
berkecai cita-cita, cinta . . .

Dipenghujung sengsara jiwa
bermahkota duka
dalam daerah diri
memeranjakan suka

16.04.2002
*Sumbang Mahram

Sunday, April 24, 2011

132. Pertemuan Kelmarin

Lama mengenal mengusik jiwa
budi bila bicara
bila bersama

Indah bila mengenali
mudah bila memahami
ikatan.
satu pertemuan
membekas dihati
menjadi rindu sengsara
diantara detik-detik yang tertinggal

Namun masa menjemput
kembali hari itu
menjadikan kemarin
dalam satu pertemuan

06.03.2002
A special dedication to Afnan, Hairul, Shahnorizwan and Faizal for being 'sometime' in my life and live me with new experiences by knowing you all. Hope all your dream comes true my brothers.

Friday, April 22, 2011

131. Hanya Kata yang Terbit dari Fikir

Dunia sastera, dunia lurus
dunia sastera, dunia indah
tak menjenjak sempurna
tak mencapai cela

Dunia sederhana
semua terkandung dalamnya
indah pada kebahagian
cela pada kesedihan - pedih
puas . . .

Pencarian mengerti
sebuah kesah
dari dunia
dibalut sastera
seindah kata
bersulam rahsia
yang payah untuk dimengerti

Yang tahu pengalaman
yang celik pengajaran
jawapan dari pertanyaan
pertanyaan dalam jawapan
untuk mengerti
pasti sukar
jika tidak mendalami

13.05.1999
Daerah Zeni

Tuesday, April 19, 2011

130. REMEMBRANCE

Dawning too long to break
waited for nite to fall, new day born
form the saddy yesterday

Morning clock jump,
to the foggy moment
when time running for us,
the call for word disappear

Day, could be too long for the moment we share
every time we met in air
every breath we take
path that we cross
to the deepest valley

Day, could be grieved for the old memory
. . . when its come to you..

14.02.2002

129. Hanya Aku

Pengisian resah dari jiwa yang kosong
mengundang gundah diakhir hari

Yang masih disini dari waktu-waktu kelmarin
mengutip rasa hati bertabur

Menangis kesah dari hati yang dalam
mengandung cerita berbalam

Bangkit jiwa dari keadaan
bertemu resah rasa menghiris

Cuma yang tahu . . . hati
cuma yang kesah . . . rasa
cuma yang ada . . . aku
hanya aku
lebih mengerti tentang kebenaran
disebalik kenyataan.

12.01.2000

Thursday, April 14, 2011

128. Untuk Apa

Diseketika, hanya dia
namun kini
hati tidak dapat menerima
sepertimana aku dulu

Yang datang telah berlalu
bagai kenangan untuk hari ini

Hadir tanpa kesah, pulang tanpa endah
wujud menyemak fikir
ada mengkhusut jiwa
hati?

Hati, sudah tidak dapat menerima
untuk apa berkata andai sering beriring dusta
untuk apa bicara andai hati. . .
kesekian kali
sudah tidak lagi menerima

11.02.2002

127. Berakhir, pasti

Sementara masih ada suasana
masih ada kesah
dihujung hari

Sementara masih ada yang tinggal
untuk sebuah cerita
bermula, suatu ketika
pada suatu ketika
yang tidak diduga

Sementara kesah masih bercerita
sementara waktu masih punya masa
sementara masih ada hari
maka disitu ada cerita
cerita dan kesah yang sementara

Berakhir, pasti

18.11.1999

Tuesday, April 5, 2011

126. Semoga Aidilfitri Dapat Mengubah Segalanya

Pagi itu, pagi yang dingin dengan gerimis. Gerimis tiba-tiba berkunjung menyejukkan dan menyedapkan lena diawal pagi.

Jantan juga malas untuk berkokok. Sejuk . .

Matahari yang dari semalam menghilang, pagi itu kelihatan muram. sedikit sinar dipancarkan menjadi suram penglihatan.
Penghuni dunia belum ada yang tersedar mahupun baru saja bermula tidor. Alam jadi sepi.

Sesepi itulah hati dan perasaan. Sesunyi itulah jiwa dan rasa. Sedingin itu juga semangat untuk terus bangun mengorak langkah.

Bulan yang bersaksi-tidak mungkin berkata betapa jiwa terlalu meronta, rindu sering mengusik. Namun, gunung yang tinggi terpaksa dirempuh. Lautan dalam jangan sampai karam. Cinta . . .

Selamat tiggal semua. Yang selalu kecewa pada tiap waktu dan masa. Yang selalu disakiti bila tiba saat dan ketika. Selamat tinggal . . .

* * * Gerimis kembali menitis. Mendinginkan. Jantan, membuka mata, terlupa tabie dipagi yang mulia. Alhamdulillah . . .

Pagi indah, dingin, mendamaikan. Sedamai itu juga perasaan. Seindah itu juga rasa, sesejuk itu juga hati menerima, memahami kehendak . . .

Cinta: ditinggalkan segala duka dan sengsara, sendu dan kesah. Rindu dan bebanan. Kerana batas yang ada terbungkai, janji yang ada terlerai begitu saja dipagi dingin dengan gerimis itu.

Lalu, pagi dihujankan sebak, seribut melanda hati, petir melanda jiwa, guruh difikiran. Membanjirkan sebuah rasa, kecewa. Entah mengapa?

* * * 5 pagi, gerimis berkunjung menjadikan setiap pagi sepanjang 5 pagi itu dingin sedingin hati yang beku perasaan. Mendirikan keras dijiwa, buntu . . . sayang . . .

Diiringi sejahtera, bahagia semoga namun berpalinglah . . pagi gerimis tidak lagi dingin, tidak lagi indah. biar matahari marah, biar bulan tersinggung. Biarkan hujan tak henti-henti turun, semoga sejahtera, bahagia.

Namun, tidak sekali-kali. Jangan dibiar embun menitis. Jangan dibiar malam menyapa, kerana sepinya menghiris, sunyinya menikam. Sayang . . .

Selama pelihara terbang jua ia, sayang, selama berjaga, terlepas jua ia. Apakan daya . .

Rotan panjang tak sampai, ajar selalu tak pandai, kata semedang tidak didengar . . . maka terbanglah, lepaslah . . . selagi langit itu luas, laut itu dalam . . .

Jatuh nanti, jangan menangis. Sakit nanti merasalah. Bukan sebab rotan, bukan sebab ajaran. Sebab perasaan. Rasalah . . .

Sayang . . . dunia sempit bagaikan sangkar, . . langit luas bagaikan syurga . . . Sayang . . terlepas pergi ke tangan orang.

* * * Pagi itu gerimis tiada.Jantan tidak pula alpa, matahari merah memancar cahaya. Riuh penghuni, dunia menyambut hari mulia . . Aidilfitri.

Tabah hati
penguat jiwa
bertopeng malu teraniaya
kecewa, ibu . . .
terimalah
sekadar ujian,
kita manusia . . .
Aidilfitri, tersimpan segala cerita.

2002

125. Seperti Juga Aku

Pada malam yang bersuasana sunyi
simpankan rasa yang berada
jauh didalam suasana
tanpa dikembalikan
diputar ulangkan
biar sepi menunggu
di penghujung pagi

Dalam ketenangan begini
yang harus ada pada waktu
satu peringatan
yang lama ditinggalkan seketika
namun sentiasa bertandang

Tidak selalu bicara sepi
dibening rasa pada saat
seperti juga aku
dalam suasana
ditinggalkan
walau rindu di pengkalan

02.01.2007

Monday, April 4, 2011

124. Maaf . . . dan Terima Kasih

Maaf . . .
kiranya kata terluka
namun terima kasih
kerana sudi berbicara

Maaf, seandainya
jiwa diganggu rasa
namun terima kasih
kerana gelodaknya

Maaf . . .
jika berlalu waktu-waktu sepi
terima kasih
kerana riuhnya di seketika

Maaf . . . untuk segala
dan terima kasih jua
untuk segalanya

03.12.2002

123. Rant

To consent the fate
about him . . .
but, i do have hope
which i wish i dont have
wish i dont have any feeling
wish i dont have any feeling to feel alone
to feel my own breath
to be sit in here and cold
i wish i dont have any wish
any hope, any dream, any thought
upon him
oh . . it not easy . . oh . . its not that simple
to throw away
something that you hope - you have
'precious'
to someone (felt something)
having feeling to the one

29.12.2001

122. Hanya

. . . namumu terpahat
terpaku
didinding hati
terukir indah
dari ukiran jiwa
berbunga cinta
meriakan

. . . wajahmu terpampang
dibingkai rindu
berlingkaran masa
manik-manik rasa
membahagiakan

. . . ingatan,
merangkul sendu
disudut pasrah
menjadi teman

25.12.2001

121. Sesekali Terhenti Rasa

Berakhir, tanpa permulaan
sesuatu yang dalam harapan
berpaksi pasti dan ketentuan
antara nyata dan mimpi
kesekian kali

Bernoktah disetiap kata
menamatkan apa yang dirasa
mematikan apa yang dinanti
menguburkan setiap yang terjadi
walau sekali

Hilang rasa tak beerti jiwa
pada waktu dan ketika
pencarian satu usaha
pasrah jawapan yang ada
untuk satu pengalaman, sekali bukan

Hanya takdir yang maha segala
akui hakikat
bukan sekali, setiap kali

15.12.2001

Sunday, April 3, 2011

120. Entah Bila Nanti

Entah bila nanti
engkau kembali
meresah pamah-pamah hati
mengoncang lalang-lalang rasa
bertaburan padi muda
berterbangan bunga harapan
meniti becak-becak jiwa
ditebing-tebing diri
berkicau burung pasti
diantara mimpi puyu
dibawah sepohon sedar
merendang daunan waktu
digigi sungai suasana
berjambatan rindu

note: Pada 28.11.2001, bersamaan 13 Ramadhan, perginya seorang sasterawan Usman Awang ke Rahmatullah.. perginya ditangisi pada yang mengetahui, perginya dirindui pada yang mengenali, perginya merupakan satu kehilangan buat mereka-mereka yang masih berjiwa manusia.

28.11.2001