Tenang seperti malam
diam daripada sepi
dalam suasananya
Seperti angin dara bertiup
nyaman dan mendambakan
tenteram ketikanya
Seputih, awan dilangit biru
semerbak, bunga mewangi
itulah yang kurasa diketika ini
Tiada duka berlingkar sepi
saat yang bermain difikiran
Tiada kata mengatur keji
dalam bicara hati
22.01.2002
Looking for someone... is not like buying something at Market.. but.. though 1000000 would give their heart but no one have the guts to give their soul_ whoelses!!!
Friday, April 29, 2011
Thursday, April 28, 2011
135. Persahabatan
Selagi ada waktu
selagi ada penentu
selama itu kita bertemu
selama itu kita bersatu
Sekiranya waktu hilang
sekiranya telah ditentukan
sedetik itu, detik gemilang
sedetik kesah ada kenangan
Kawan umpama angin
adakalanya datang dengan ribut
meninggalkan bencana
adakalanya datang menyapa
melagu hati jiwa
Sudah begitu angin bersifat
datang dan pergi begitu saja
menyentuh rasa dijiwa perasaan
24.11.2000
selagi ada penentu
selama itu kita bertemu
selama itu kita bersatu
Sekiranya waktu hilang
sekiranya telah ditentukan
sedetik itu, detik gemilang
sedetik kesah ada kenangan
Kawan umpama angin
adakalanya datang dengan ribut
meninggalkan bencana
adakalanya datang menyapa
melagu hati jiwa
Sudah begitu angin bersifat
datang dan pergi begitu saja
menyentuh rasa dijiwa perasaan
24.11.2000
Tuesday, April 26, 2011
134. Bilakan Adanya Rindu
Pergi tak ditangisi
pulang tak diundang
bagai tersisih . . . terpinggir jauh
Luka tak mungkin sembuh
parut berpanjangan
tak pernah reda marah
pada nasib yang menimpa
"suatu yang bukan
menajadi ia, suatu yang
belum menjadi nyata"
Terasa bukan sekali
bukan berakhir
dan entah bila nanti
kembali sediakala
menerima keadaan sepertinya
Dalam masa sebagai menentu
. . .
entah bilakan adanya rindu
Bagai hilang dipandangan
hilang diingatan
dan bila rindukan ada lagi
untuk pertemuan kesekian kali
sama seperti dulu . .
18.04.2002
suatu ingatan buat saudara yang jauh
pulang tak diundang
bagai tersisih . . . terpinggir jauh
Luka tak mungkin sembuh
parut berpanjangan
tak pernah reda marah
pada nasib yang menimpa
"suatu yang bukan
menajadi ia, suatu yang
belum menjadi nyata"
Terasa bukan sekali
bukan berakhir
dan entah bila nanti
kembali sediakala
menerima keadaan sepertinya
Dalam masa sebagai menentu
. . .
entah bilakan adanya rindu
Bagai hilang dipandangan
hilang diingatan
dan bila rindukan ada lagi
untuk pertemuan kesekian kali
sama seperti dulu . .
18.04.2002
suatu ingatan buat saudara yang jauh
133. Apabila Musnahnya Perisai
Apabila tembok berlindung, runtuh
apabila dahan bergantung, patah
apabila tali berpaut, putus
apabila musnah perisai
Maruah tergadai
generasi hilang
dalam nafsu khayalan syaitan
Diri, tiada lagi harga
tinggalan pahit kenangan
parut kehidupan
apabila perisai musnah
semua jadi punah
Tiada impian, terhapus harapan
berkecai cita-cita, cinta . . .
Dipenghujung sengsara jiwa
bermahkota duka
dalam daerah diri
memeranjakan suka
16.04.2002
*Sumbang Mahram
apabila dahan bergantung, patah
apabila tali berpaut, putus
apabila musnah perisai
Maruah tergadai
generasi hilang
dalam nafsu khayalan syaitan
Diri, tiada lagi harga
tinggalan pahit kenangan
parut kehidupan
apabila perisai musnah
semua jadi punah
Tiada impian, terhapus harapan
berkecai cita-cita, cinta . . .
Dipenghujung sengsara jiwa
bermahkota duka
dalam daerah diri
memeranjakan suka
16.04.2002
*Sumbang Mahram
Sunday, April 24, 2011
132. Pertemuan Kelmarin
Lama mengenal mengusik jiwa
budi bila bicara
bila bersama
Indah bila mengenali
mudah bila memahami
ikatan.
satu pertemuan
membekas dihati
menjadi rindu sengsara
diantara detik-detik yang tertinggal
Namun masa menjemput
kembali hari itu
menjadikan kemarin
dalam satu pertemuan
06.03.2002
A special dedication to Afnan, Hairul, Shahnorizwan and Faizal for being 'sometime' in my life and live me with new experiences by knowing you all. Hope all your dream comes true my brothers.
budi bila bicara
bila bersama
Indah bila mengenali
mudah bila memahami
ikatan.
satu pertemuan
membekas dihati
menjadi rindu sengsara
diantara detik-detik yang tertinggal
Namun masa menjemput
kembali hari itu
menjadikan kemarin
dalam satu pertemuan
06.03.2002
A special dedication to Afnan, Hairul, Shahnorizwan and Faizal for being 'sometime' in my life and live me with new experiences by knowing you all. Hope all your dream comes true my brothers.
Friday, April 22, 2011
131. Hanya Kata yang Terbit dari Fikir
Dunia sastera, dunia lurus
dunia sastera, dunia indah
tak menjenjak sempurna
tak mencapai cela
Dunia sederhana
semua terkandung dalamnya
indah pada kebahagian
cela pada kesedihan - pedih
puas . . .
Pencarian mengerti
sebuah kesah
dari dunia
dibalut sastera
seindah kata
bersulam rahsia
yang payah untuk dimengerti
Yang tahu pengalaman
yang celik pengajaran
jawapan dari pertanyaan
pertanyaan dalam jawapan
untuk mengerti
pasti sukar
jika tidak mendalami
13.05.1999
Daerah Zeni
dunia sastera, dunia indah
tak menjenjak sempurna
tak mencapai cela
Dunia sederhana
semua terkandung dalamnya
indah pada kebahagian
cela pada kesedihan - pedih
puas . . .
Pencarian mengerti
sebuah kesah
dari dunia
dibalut sastera
seindah kata
bersulam rahsia
yang payah untuk dimengerti
Yang tahu pengalaman
yang celik pengajaran
jawapan dari pertanyaan
pertanyaan dalam jawapan
untuk mengerti
pasti sukar
jika tidak mendalami
13.05.1999
Daerah Zeni
Tuesday, April 19, 2011
130. REMEMBRANCE
Dawning too long to break
waited for nite to fall, new day born
form the saddy yesterday
Morning clock jump,
to the foggy moment
when time running for us,
the call for word disappear
Day, could be too long for the moment we share
every time we met in air
every breath we take
path that we cross
to the deepest valley
Day, could be grieved for the old memory
. . . when its come to you..
14.02.2002
waited for nite to fall, new day born
form the saddy yesterday
Morning clock jump,
to the foggy moment
when time running for us,
the call for word disappear
Day, could be too long for the moment we share
every time we met in air
every breath we take
path that we cross
to the deepest valley
Day, could be grieved for the old memory
. . . when its come to you..
14.02.2002
129. Hanya Aku
Pengisian resah dari jiwa yang kosong
mengundang gundah diakhir hari
Yang masih disini dari waktu-waktu kelmarin
mengutip rasa hati bertabur
Menangis kesah dari hati yang dalam
mengandung cerita berbalam
Bangkit jiwa dari keadaan
bertemu resah rasa menghiris
Cuma yang tahu . . . hati
cuma yang kesah . . . rasa
cuma yang ada . . . aku
hanya aku
lebih mengerti tentang kebenaran
disebalik kenyataan.
12.01.2000
mengundang gundah diakhir hari
Yang masih disini dari waktu-waktu kelmarin
mengutip rasa hati bertabur
Menangis kesah dari hati yang dalam
mengandung cerita berbalam
Bangkit jiwa dari keadaan
bertemu resah rasa menghiris
Cuma yang tahu . . . hati
cuma yang kesah . . . rasa
cuma yang ada . . . aku
hanya aku
lebih mengerti tentang kebenaran
disebalik kenyataan.
12.01.2000
Thursday, April 14, 2011
128. Untuk Apa
Diseketika, hanya dia
namun kini
hati tidak dapat menerima
sepertimana aku dulu
Yang datang telah berlalu
bagai kenangan untuk hari ini
Hadir tanpa kesah, pulang tanpa endah
wujud menyemak fikir
ada mengkhusut jiwa
hati?
Hati, sudah tidak dapat menerima
untuk apa berkata andai sering beriring dusta
untuk apa bicara andai hati. . .
kesekian kali
sudah tidak lagi menerima
11.02.2002
namun kini
hati tidak dapat menerima
sepertimana aku dulu
Yang datang telah berlalu
bagai kenangan untuk hari ini
Hadir tanpa kesah, pulang tanpa endah
wujud menyemak fikir
ada mengkhusut jiwa
hati?
Hati, sudah tidak dapat menerima
untuk apa berkata andai sering beriring dusta
untuk apa bicara andai hati. . .
kesekian kali
sudah tidak lagi menerima
11.02.2002
127. Berakhir, pasti
Sementara masih ada suasana
masih ada kesah
dihujung hari
Sementara masih ada yang tinggal
untuk sebuah cerita
bermula, suatu ketika
pada suatu ketika
yang tidak diduga
Sementara kesah masih bercerita
sementara waktu masih punya masa
sementara masih ada hari
maka disitu ada cerita
cerita dan kesah yang sementara
Berakhir, pasti
18.11.1999
masih ada kesah
dihujung hari
Sementara masih ada yang tinggal
untuk sebuah cerita
bermula, suatu ketika
pada suatu ketika
yang tidak diduga
Sementara kesah masih bercerita
sementara waktu masih punya masa
sementara masih ada hari
maka disitu ada cerita
cerita dan kesah yang sementara
Berakhir, pasti
18.11.1999
Tuesday, April 5, 2011
126. Semoga Aidilfitri Dapat Mengubah Segalanya
Pagi itu, pagi yang dingin dengan gerimis. Gerimis tiba-tiba berkunjung menyejukkan dan menyedapkan lena diawal pagi.
Jantan juga malas untuk berkokok. Sejuk . .
Matahari yang dari semalam menghilang, pagi itu kelihatan muram. sedikit sinar dipancarkan menjadi suram penglihatan.
Penghuni dunia belum ada yang tersedar mahupun baru saja bermula tidor. Alam jadi sepi.
Sesepi itulah hati dan perasaan. Sesunyi itulah jiwa dan rasa. Sedingin itu juga semangat untuk terus bangun mengorak langkah.
Bulan yang bersaksi-tidak mungkin berkata betapa jiwa terlalu meronta, rindu sering mengusik. Namun, gunung yang tinggi terpaksa dirempuh. Lautan dalam jangan sampai karam. Cinta . . .
Selamat tiggal semua. Yang selalu kecewa pada tiap waktu dan masa. Yang selalu disakiti bila tiba saat dan ketika. Selamat tinggal . . .
* * * Gerimis kembali menitis. Mendinginkan. Jantan, membuka mata, terlupa tabie dipagi yang mulia. Alhamdulillah . . .
Pagi indah, dingin, mendamaikan. Sedamai itu juga perasaan. Seindah itu juga rasa, sesejuk itu juga hati menerima, memahami kehendak . . .
Cinta: ditinggalkan segala duka dan sengsara, sendu dan kesah. Rindu dan bebanan. Kerana batas yang ada terbungkai, janji yang ada terlerai begitu saja dipagi dingin dengan gerimis itu.
Lalu, pagi dihujankan sebak, seribut melanda hati, petir melanda jiwa, guruh difikiran. Membanjirkan sebuah rasa, kecewa. Entah mengapa?
* * * 5 pagi, gerimis berkunjung menjadikan setiap pagi sepanjang 5 pagi itu dingin sedingin hati yang beku perasaan. Mendirikan keras dijiwa, buntu . . . sayang . . .
Diiringi sejahtera, bahagia semoga namun berpalinglah . . pagi gerimis tidak lagi dingin, tidak lagi indah. biar matahari marah, biar bulan tersinggung. Biarkan hujan tak henti-henti turun, semoga sejahtera, bahagia.
Namun, tidak sekali-kali. Jangan dibiar embun menitis. Jangan dibiar malam menyapa, kerana sepinya menghiris, sunyinya menikam. Sayang . . .
Selama pelihara terbang jua ia, sayang, selama berjaga, terlepas jua ia. Apakan daya . .
Rotan panjang tak sampai, ajar selalu tak pandai, kata semedang tidak didengar . . . maka terbanglah, lepaslah . . . selagi langit itu luas, laut itu dalam . . .
Jatuh nanti, jangan menangis. Sakit nanti merasalah. Bukan sebab rotan, bukan sebab ajaran. Sebab perasaan. Rasalah . . .
Sayang . . . dunia sempit bagaikan sangkar, . . langit luas bagaikan syurga . . . Sayang . . terlepas pergi ke tangan orang.
* * * Pagi itu gerimis tiada.Jantan tidak pula alpa, matahari merah memancar cahaya. Riuh penghuni, dunia menyambut hari mulia . . Aidilfitri.
Tabah hati
penguat jiwa
bertopeng malu teraniaya
kecewa, ibu . . .
terimalah
sekadar ujian,
kita manusia . . .
Aidilfitri, tersimpan segala cerita.
2002
Jantan juga malas untuk berkokok. Sejuk . .
Matahari yang dari semalam menghilang, pagi itu kelihatan muram. sedikit sinar dipancarkan menjadi suram penglihatan.
Penghuni dunia belum ada yang tersedar mahupun baru saja bermula tidor. Alam jadi sepi.
Sesepi itulah hati dan perasaan. Sesunyi itulah jiwa dan rasa. Sedingin itu juga semangat untuk terus bangun mengorak langkah.
Bulan yang bersaksi-tidak mungkin berkata betapa jiwa terlalu meronta, rindu sering mengusik. Namun, gunung yang tinggi terpaksa dirempuh. Lautan dalam jangan sampai karam. Cinta . . .
Selamat tiggal semua. Yang selalu kecewa pada tiap waktu dan masa. Yang selalu disakiti bila tiba saat dan ketika. Selamat tinggal . . .
* * * Gerimis kembali menitis. Mendinginkan. Jantan, membuka mata, terlupa tabie dipagi yang mulia. Alhamdulillah . . .
Pagi indah, dingin, mendamaikan. Sedamai itu juga perasaan. Seindah itu juga rasa, sesejuk itu juga hati menerima, memahami kehendak . . .
Cinta: ditinggalkan segala duka dan sengsara, sendu dan kesah. Rindu dan bebanan. Kerana batas yang ada terbungkai, janji yang ada terlerai begitu saja dipagi dingin dengan gerimis itu.
Lalu, pagi dihujankan sebak, seribut melanda hati, petir melanda jiwa, guruh difikiran. Membanjirkan sebuah rasa, kecewa. Entah mengapa?
* * * 5 pagi, gerimis berkunjung menjadikan setiap pagi sepanjang 5 pagi itu dingin sedingin hati yang beku perasaan. Mendirikan keras dijiwa, buntu . . . sayang . . .
Diiringi sejahtera, bahagia semoga namun berpalinglah . . pagi gerimis tidak lagi dingin, tidak lagi indah. biar matahari marah, biar bulan tersinggung. Biarkan hujan tak henti-henti turun, semoga sejahtera, bahagia.
Namun, tidak sekali-kali. Jangan dibiar embun menitis. Jangan dibiar malam menyapa, kerana sepinya menghiris, sunyinya menikam. Sayang . . .
Selama pelihara terbang jua ia, sayang, selama berjaga, terlepas jua ia. Apakan daya . .
Rotan panjang tak sampai, ajar selalu tak pandai, kata semedang tidak didengar . . . maka terbanglah, lepaslah . . . selagi langit itu luas, laut itu dalam . . .
Jatuh nanti, jangan menangis. Sakit nanti merasalah. Bukan sebab rotan, bukan sebab ajaran. Sebab perasaan. Rasalah . . .
Sayang . . . dunia sempit bagaikan sangkar, . . langit luas bagaikan syurga . . . Sayang . . terlepas pergi ke tangan orang.
* * * Pagi itu gerimis tiada.Jantan tidak pula alpa, matahari merah memancar cahaya. Riuh penghuni, dunia menyambut hari mulia . . Aidilfitri.
Tabah hati
penguat jiwa
bertopeng malu teraniaya
kecewa, ibu . . .
terimalah
sekadar ujian,
kita manusia . . .
Aidilfitri, tersimpan segala cerita.
2002
125. Seperti Juga Aku
Pada malam yang bersuasana sunyi
simpankan rasa yang berada
jauh didalam suasana
tanpa dikembalikan
diputar ulangkan
biar sepi menunggu
di penghujung pagi
Dalam ketenangan begini
yang harus ada pada waktu
satu peringatan
yang lama ditinggalkan seketika
namun sentiasa bertandang
Tidak selalu bicara sepi
dibening rasa pada saat
seperti juga aku
dalam suasana
ditinggalkan
walau rindu di pengkalan
02.01.2007
simpankan rasa yang berada
jauh didalam suasana
tanpa dikembalikan
diputar ulangkan
biar sepi menunggu
di penghujung pagi
Dalam ketenangan begini
yang harus ada pada waktu
satu peringatan
yang lama ditinggalkan seketika
namun sentiasa bertandang
Tidak selalu bicara sepi
dibening rasa pada saat
seperti juga aku
dalam suasana
ditinggalkan
walau rindu di pengkalan
02.01.2007
Monday, April 4, 2011
124. Maaf . . . dan Terima Kasih
Maaf . . .
kiranya kata terluka
namun terima kasih
kerana sudi berbicara
Maaf, seandainya
jiwa diganggu rasa
namun terima kasih
kerana gelodaknya
Maaf . . .
jika berlalu waktu-waktu sepi
terima kasih
kerana riuhnya di seketika
Maaf . . . untuk segala
dan terima kasih jua
untuk segalanya
03.12.2002
kiranya kata terluka
namun terima kasih
kerana sudi berbicara
Maaf, seandainya
jiwa diganggu rasa
namun terima kasih
kerana gelodaknya
Maaf . . .
jika berlalu waktu-waktu sepi
terima kasih
kerana riuhnya di seketika
Maaf . . . untuk segala
dan terima kasih jua
untuk segalanya
03.12.2002
123. Rant
To consent the fate
about him . . .
but, i do have hope
which i wish i dont have
wish i dont have any feeling
wish i dont have any feeling to feel alone
to feel my own breath
to be sit in here and cold
i wish i dont have any wish
any hope, any dream, any thought
upon him
oh . . it not easy . . oh . . its not that simple
to throw away
something that you hope - you have
'precious'
to someone (felt something)
having feeling to the one
29.12.2001
about him . . .
but, i do have hope
which i wish i dont have
wish i dont have any feeling
wish i dont have any feeling to feel alone
to feel my own breath
to be sit in here and cold
i wish i dont have any wish
any hope, any dream, any thought
upon him
oh . . it not easy . . oh . . its not that simple
to throw away
something that you hope - you have
'precious'
to someone (felt something)
having feeling to the one
29.12.2001
122. Hanya
. . . namumu terpahat
terpaku
didinding hati
terukir indah
dari ukiran jiwa
berbunga cinta
meriakan
. . . wajahmu terpampang
dibingkai rindu
berlingkaran masa
manik-manik rasa
membahagiakan
. . . ingatan,
merangkul sendu
disudut pasrah
menjadi teman
25.12.2001
terpaku
didinding hati
terukir indah
dari ukiran jiwa
berbunga cinta
meriakan
. . . wajahmu terpampang
dibingkai rindu
berlingkaran masa
manik-manik rasa
membahagiakan
. . . ingatan,
merangkul sendu
disudut pasrah
menjadi teman
25.12.2001
121. Sesekali Terhenti Rasa
Berakhir, tanpa permulaan
sesuatu yang dalam harapan
berpaksi pasti dan ketentuan
antara nyata dan mimpi
kesekian kali
Bernoktah disetiap kata
menamatkan apa yang dirasa
mematikan apa yang dinanti
menguburkan setiap yang terjadi
walau sekali
Hilang rasa tak beerti jiwa
pada waktu dan ketika
pencarian satu usaha
pasrah jawapan yang ada
untuk satu pengalaman, sekali bukan
Hanya takdir yang maha segala
akui hakikat
bukan sekali, setiap kali
15.12.2001
sesuatu yang dalam harapan
berpaksi pasti dan ketentuan
antara nyata dan mimpi
kesekian kali
Bernoktah disetiap kata
menamatkan apa yang dirasa
mematikan apa yang dinanti
menguburkan setiap yang terjadi
walau sekali
Hilang rasa tak beerti jiwa
pada waktu dan ketika
pencarian satu usaha
pasrah jawapan yang ada
untuk satu pengalaman, sekali bukan
Hanya takdir yang maha segala
akui hakikat
bukan sekali, setiap kali
15.12.2001
Sunday, April 3, 2011
120. Entah Bila Nanti
Entah bila nanti
engkau kembali
meresah pamah-pamah hati
mengoncang lalang-lalang rasa
bertaburan padi muda
berterbangan bunga harapan
meniti becak-becak jiwa
ditebing-tebing diri
berkicau burung pasti
diantara mimpi puyu
dibawah sepohon sedar
merendang daunan waktu
digigi sungai suasana
berjambatan rindu
note: Pada 28.11.2001, bersamaan 13 Ramadhan, perginya seorang sasterawan Usman Awang ke Rahmatullah.. perginya ditangisi pada yang mengetahui, perginya dirindui pada yang mengenali, perginya merupakan satu kehilangan buat mereka-mereka yang masih berjiwa manusia.
28.11.2001
engkau kembali
meresah pamah-pamah hati
mengoncang lalang-lalang rasa
bertaburan padi muda
berterbangan bunga harapan
meniti becak-becak jiwa
ditebing-tebing diri
berkicau burung pasti
diantara mimpi puyu
dibawah sepohon sedar
merendang daunan waktu
digigi sungai suasana
berjambatan rindu
note: Pada 28.11.2001, bersamaan 13 Ramadhan, perginya seorang sasterawan Usman Awang ke Rahmatullah.. perginya ditangisi pada yang mengetahui, perginya dirindui pada yang mengenali, perginya merupakan satu kehilangan buat mereka-mereka yang masih berjiwa manusia.
28.11.2001
Subscribe to:
Posts (Atom)