Monday, January 10, 2011

76. Hujan, Sepi Dihati


Merenung jauh ke dalam hujan lebat
dibawa pergi angin sayu
melayang . . .
tinggal kenangan, tinggal renungan

Meniti tepian waktu
suatu ketika dulu
yang kita tinggalkan
mesra, duka dan suka
bersama

Menjelajah benua saudara
dari kepulauan cita
ikatan pertama penuh makna
bagai simpulan berhayat nyawa (tersimpul mati)
jadi janji
selamanya

Mencecah bibir rasa
dari hati yang dalam
dalam bahasa jiwa
tak terungkap

Cuba menyingkap tirai
dibalik cermin hari ini
terpantul kebenaran, aku masih disini
berteman hujan, bersahabat sepi.

19.08.1999
WEE, Kulim

No comments:

Post a Comment