Tuesday, April 5, 2011

126. Semoga Aidilfitri Dapat Mengubah Segalanya

Pagi itu, pagi yang dingin dengan gerimis. Gerimis tiba-tiba berkunjung menyejukkan dan menyedapkan lena diawal pagi.

Jantan juga malas untuk berkokok. Sejuk . .

Matahari yang dari semalam menghilang, pagi itu kelihatan muram. sedikit sinar dipancarkan menjadi suram penglihatan.
Penghuni dunia belum ada yang tersedar mahupun baru saja bermula tidor. Alam jadi sepi.

Sesepi itulah hati dan perasaan. Sesunyi itulah jiwa dan rasa. Sedingin itu juga semangat untuk terus bangun mengorak langkah.

Bulan yang bersaksi-tidak mungkin berkata betapa jiwa terlalu meronta, rindu sering mengusik. Namun, gunung yang tinggi terpaksa dirempuh. Lautan dalam jangan sampai karam. Cinta . . .

Selamat tiggal semua. Yang selalu kecewa pada tiap waktu dan masa. Yang selalu disakiti bila tiba saat dan ketika. Selamat tinggal . . .

* * * Gerimis kembali menitis. Mendinginkan. Jantan, membuka mata, terlupa tabie dipagi yang mulia. Alhamdulillah . . .

Pagi indah, dingin, mendamaikan. Sedamai itu juga perasaan. Seindah itu juga rasa, sesejuk itu juga hati menerima, memahami kehendak . . .

Cinta: ditinggalkan segala duka dan sengsara, sendu dan kesah. Rindu dan bebanan. Kerana batas yang ada terbungkai, janji yang ada terlerai begitu saja dipagi dingin dengan gerimis itu.

Lalu, pagi dihujankan sebak, seribut melanda hati, petir melanda jiwa, guruh difikiran. Membanjirkan sebuah rasa, kecewa. Entah mengapa?

* * * 5 pagi, gerimis berkunjung menjadikan setiap pagi sepanjang 5 pagi itu dingin sedingin hati yang beku perasaan. Mendirikan keras dijiwa, buntu . . . sayang . . .

Diiringi sejahtera, bahagia semoga namun berpalinglah . . pagi gerimis tidak lagi dingin, tidak lagi indah. biar matahari marah, biar bulan tersinggung. Biarkan hujan tak henti-henti turun, semoga sejahtera, bahagia.

Namun, tidak sekali-kali. Jangan dibiar embun menitis. Jangan dibiar malam menyapa, kerana sepinya menghiris, sunyinya menikam. Sayang . . .

Selama pelihara terbang jua ia, sayang, selama berjaga, terlepas jua ia. Apakan daya . .

Rotan panjang tak sampai, ajar selalu tak pandai, kata semedang tidak didengar . . . maka terbanglah, lepaslah . . . selagi langit itu luas, laut itu dalam . . .

Jatuh nanti, jangan menangis. Sakit nanti merasalah. Bukan sebab rotan, bukan sebab ajaran. Sebab perasaan. Rasalah . . .

Sayang . . . dunia sempit bagaikan sangkar, . . langit luas bagaikan syurga . . . Sayang . . terlepas pergi ke tangan orang.

* * * Pagi itu gerimis tiada.Jantan tidak pula alpa, matahari merah memancar cahaya. Riuh penghuni, dunia menyambut hari mulia . . Aidilfitri.

Tabah hati
penguat jiwa
bertopeng malu teraniaya
kecewa, ibu . . .
terimalah
sekadar ujian,
kita manusia . . .
Aidilfitri, tersimpan segala cerita.

2002

No comments:

Post a Comment